Hari Pertama PI (Kembali)

Setelah ijin 3 hari (karena harusnya masuk hari Senin dan aku masuk hari Kamis), hari ini pun mau nggak mau harus kembali ke rutinitas PI.

Berawal dari janjian berangkat jam 7.30 dengan Sorayong. Aku pun menunggu. Ketika jam menunjukkan pukul 07.48, terdengar suara motor berhenti di depan kost.  Aku pun segera mengambil tas, memakai sepatu dan keluar kost. Ternyata benar, yang datang adalah Ayong. Jadilah kami berangkat. Sudah lama rasanya tidak berangkat PI. Sedikit rasa canggung pun terbersit.

 Tempat parkir di PPPPTK Matematika terlihat lengang. Pertanda apakah ini.

Aku : “Fatonah udah dateng belum ya ?” (sambil celingak-celinguk di tempat parkir)

Ayong : “Coba dicari motornya deh”

Aku : (melihat helm Fatonah) “Oo, ini dia. Wah mereka gasik”

Ayong : “Lho Dis, kamu tu nggak pakai Helm ya ?”

Aku : “Hah ???. (Ting) Eh iya, aku nggak pakai helm. Baru nyadar”

Ayong : “Tadi kita ngelewatin Polisi nggak sih ?”

Aku : “Kayaknya sih di perempatan Ringroad-Concat tadi ada Pos Polisi sama Pak Polisinya juga”

Ayong : “Jadi….”

Aku sama Ayong : “Hahaha. Ngawur”

Pagi ini aku jan lupa ternyata pas berangkat PI nggak pakai helm. Padahal dari kost ke PPPPTK Matematika kita lewat Gejayan-Concat. Di perempatan Ringroad, di sana ada pos Polisi bertengger dengan manis di pojokan. Untung aja nggak ketilang. Gemblungnya adalah, bisa-bisanya aku sama Ayong nggak ada yang nyadar kalau aku nggak pakai helm. Mungkin kalau kita ditilang kita malah bingung sendiri kenapa kok bisa sampai kena tilang. Mungkin pas pak Polisi bilang apa alasannya baru deh kita ngeh kalau aku nggak pakai helm. Haha. Alasan “lupa” gitu bakal dipercaya nggak ya sama Pak Polisi. Padahal kan beneran lupa.

Dari tempat parkir kita menuju ke Labkom. Hilma, Fatonah sudah sampai duluan di sana. Ada juga mbak Elsa, mahasiswa Teknologi Pendidikan UNY yang juga sedang KKN-PPL di PPPPTK Matematika. Kita pun salam-salaman, maap-maapan terlebih dahulu. Kata mbak Elsa, hari ini ada acara Halal Bi Halal Keluarga Besar PPPPTK Matematika. Ooo pantes terasa sedikit berbeda. Di gedung samping ada tenda biru yang didirikan (tenda biru ? pasti jadi keinget lagunya tante Desi Ratnasari yaa :3). Sayup-sayup, kita juga bisa mendengar suara pegawai PPPPTK yang sedang karaoke. Muke lele di kantor bisa karaokean. Bikin kepengen :D.

Labkom sekarang sangat sepi. Sekarang satu ruangan Labkom hanya ditempati oleh kami ber6 (aku, Aya, Hilma, Fatonah, Reta, mbak Elsa). Bandingkan dengan dulu yang ada mas-mas dari universitas lain, ada adek-adek SMK, dan ada Mbak Rumi. Mereka sudah selesai praktek lebih dulu daripada kami. Hiks, pisah deh. Yaah, namanya juga setiap ada pertemuan bakal ada perpisahan. Senengnya adalah masih bisa kontek-kontekan (contact, -red) sama mbak Rumi. Silaturahmi tetep nggak boleh putus dong.

Biar nggak boring, aku pun memutar rekaman Kos-Kosan Gayam edisi Kejutan Lebaran. KKG emang nggak ada garingnya. Hehe.

Di tengah-tengah keseloan, Hilma mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Hilma : “teman-teman, aku ada oleh-oleh ni”

(Lalu suasana riuh rendah pun tercipta). Hilma membawakan Jenang Kudus dan Pothel Magelang. Hmmm, yummy.

Aku : “Teman-teman, tau nggak kota mana yang makanan khasnya jenang ?”
Hayoo tebak mana.. Kudus ? Magelang ?

Aku : “Kota yang makanan khasnya Jenang adalah Kota MaJENANG”
.
.
.
Krik..krik..krik…

Mbak Elsa, yang tadi pamit keluar sebentar, tiba-tiba kembali lagi dan memberitahu kami bahwa acara Halal Bi Halal sudah dimulai. Kami berlima diajak untuk ikut serta. Hayuuk. Di sana kami bersalaman dengan karyawan maupun keluarga karyawan PPPPTK. Cukup ramai.

Susunan acara Halal Bi Halal nya antara lain : pembukaan, pembacakan tilawah Al Qur’an, sambutan Ketua PPPPTK Matematika, sambutan mantan Ketua PPPPTK Matematika, pengumuman karyawan Purna Tugas, pembagian doorprize untuk anak karyawan yang lulus sekolah dan untuk karyawan yang menikah pada tahun 2013 (kategorinya lucu ya), kata pamitan dari karyawan yang akan berangkat haji, hiburan (ada perform dari PPPPTK Band), pengajian dari ustadz (ini acara intinya), penutup dan dilanjutkan makan-makan bersama.

Acara dimulai sekitar pukul 09.30 dan berakhir sekitar pukul 11.30 (belum termasuk salam-salaman dan makan-makan). Berhubung tadi cukup ramai dan kursi di dalam ruangan terbatas, kami pun memilih keluar dan duduk di luar gedung. Walaupun tidak bisa melihat secara langsung acara di dalam seperti apa, tapi dari luar pun suaranya tetap terakses dengan jelas.

Tau sendiri kan bagaimana rasanya kalau aktivitas kita hanya mendengarkan ? Yang terjadi adalah rasa ngantuk melanda begitu kuat. Hoaem. Biar nggak ketiduran, kadang aku memperhatikan anak-anak karyawan yang lari-larian di sekitar gedung, lucu-lucu, anak kecil emang imut banget. SMS-an, FB-an, POU-an, baca artikel di aplikasi Pedoman Ibu Hamil-nya Fatonah, dan ngobrol adalah pilihan lain sebagai “tombo ngantuk”. Seperti biasa, obrolan pun berlangsung dengan amat random.

Ayong : “Aku pengen es krim”

Fatonah : “Aku pengen sup buah”

Aku : “Mmm… Aku pengen kurus aja lah”

Gubrakkk

Oh iya, berhubung aku nggak pakai helm itu tadi, alhasil pulangnya aku sama Ayong nggak bisa bebas sembarangan lewat jalan biasa. Bisa-bisa kita ketangkep Polisi. Kan sayang duit di dompet *elus elus dompet*. Ada 2 alternatif yang bisa kita pilih : 1. aku turun di terminal Concat dan naik TJ, 2. kita cari jalan blusukan.

Berbekal sedikit arahan dari Fatonee yang jauh-lebih-gaul-daripada-aku-sama-Ayong, kita pun memilih alternatif kedua dengan segala resiko yang ada. Bisa dibayangin nggak, 2 orang yang sama-sama buta arah, yang nggak bisa ngebedain timur-barat-utara-selatan, yang cuma tau jalan-jalan utama Jogja, bersatu untuk menemukan jalan baru (baru buat kami) ?. Jadinya yaa.... nyasar ! Ngekk.

Saking muter-muternya jalan yang kami tempuh, aku sampai bingung harus gimana menuliskannya kembali. Dari Concat, kami menuju ke arah Jakal, terus motong jalan masuk ke perumahan, belok kiri, ketemu Ringroad, tapi ngerasa nggak sreg karena di situ nggak bisa nyebrang, terus masuk lagi ke perumahan, muter-muter, belok, ketemu Ringroad, nggak sreg lagi, muter-muter lagi, belok lagi, ketemu Ringroad lagi. Yah gitu lah. Oke, kita persingkat. Jadi harusnya, pas ketemu Ringroad itu kita nyebrang masuk gang di sebelah Indomaret. Case closed.

Kita pun menelusuri jalan sepanjang gang-sebelah-Indomaret tersebut. Aku sih tenang-tenang aja, aku pikir Ayong udah paham karena dia juga kelihatan santai. Eh, pas sampai di ujung jalan di situ kita dihadapkan pada tulisan : Jalan Monjali !. Laah ?. Padahal kan harusnya ketemu Jakal terus ketemu Selokan Mataram terus balik ke kost. Duuh. Harusnya tadi kita belok, bukan lurus-lurus aja. Feelingku makin nggak enak waktu Ayong malah melaju sampai kita ngelewatin Jalan AM Sangaji, trus ada perempatan dan di situ ada pos polisi. Muke lele deh, bikin deg-degan. Udah gitu, bisa-bisanya Ayong bilang "Don't be Panic". Zzz.

Singkat cerita kita sampai di Terban, terus entahlah bisa sampai di Bundaran UGM, dan mendarat dengan cantik di warung penyet di perempatan Karangmalang. Hehe.

Mari pesan makan, bungkus, dan bawa pulang ke Kost nya Ayong. Btw, Ayong pindah ke kamar lantai atas jadi sekarang dia udah say good bye sama "susah sinyal". Mari kita syukuran.

Post a Comment

0 Comments