Bingung Milih Jurusan Kuliah?

Kemarin malam aku ditelpon sama Om yang tinggal di Semarang. Aku pikir ada apa. Ternyata Om minta aku buat ngasih saran ke Irfan (Ipan), sepupu aku, anaknya Om yang sekarang kelas 3 SMK. Ceritanya Ipan mau daftar kuliah tapi bingung enaknya milih jurusan apa.

Nentuin jurusan kuliah emang sesuatu yang sesuatu. Opo sih dis. Iya, jadi nentuin jurusan apa yang akan kita ambil baiknya perlu dipikirkan dan dipertimbangkan masak-masak dari awal. Gimana enggak, nanti kita bakal berjibaku selama bertahun-tahun lho di sana. Masa depanmu lho gaes. 

Pada nyatanya, selama kuliah aku ketemu sama banyak temen yang ngerasa salah jurusan. Ada yang passionnya di dunia anak-anak tapi masuk Teknik Informatika. Ada yang passionnya di Teknik Informatika tapi masuk ke Teknik Busana. Ada yang nggak pengen jadi guru tapi masuk jurusan kependidikan. Ada juga yang ngerasa yang penting masuk PTN, jurusan apa aja nggak masalah. Endingnya... mayoritas banyak yang jadi nggak maksimal ngejalanin kuliahnya. Karena bagi mereka ini dirasa bukan dunianya. Walaupun ada juga yang akhirnya jatuh cinta sama dunia yang dia geluti sekarang. Hukum "witing tresno jalaran soko kulino" ternyata juga berlaku di antara mahasiswa dan mata kuliah. So sweet.

Nggak sedikit juga temen yang ambil jurusan kuliah karena diarahin sama orang tua. Aku percaya, orang tua pasti selalu pengen yang terbaik buat anaknya. Tapi yang terbaik kan belum tentu yang paling tepat. Ada ortu yang pengen anaknya ambil hukum, padahal si anak minatnya di DKV. Ada ortu yang pengen anaknya ambil ekonomi, padahal anaknya lebih suka sains. Aku sendiri pernah ngalamin sih. Dulu bokap ngedorong aku buat ambil jurusan akuntansi, syukur-syukur bisa keterima di STAN. Pegawai pajak atau pegawai bank kan terkenal gajinya gede (eh, aslinya iya nggak sih?). But waktu itu aku beraniin buat negosiasi. Aku bilang, 

"Pap, adek lebih minat di komputer. Adek pilih jurusan komputer dulu ya, pilihan keduanya akuntansi. Nanti kalo adek ga keterima di komputer, baru deh adek masuk akuntansi". 

Dan ternyata aku masuk ke TI. Aku nggak kebayang gimana kalo aku jadi masuk akuntansi. Mungkin sekarang aku udah kaya. Ahak. Kidding.

So, gimana saran yang aku kasih ke Ipan? Sebelum ngasih saran, aku coba ngajak Ipan buat ngenali dirinya sendiri

  • Punya cita-cita apa?
Anak SD kalo ditanya, "Cita-citanya mau jadi apa?", pasti bisa jawab dengan lantang, "Mau jadi presiden...", "Mau jadi polisi...", "Mau jadi dokter...", dll. Beda sama anak gede, yang notabene udah SMA/SMK. Kebanyakan malah pada bingung kalo ditanya kayak gitu.

Kalo kata Bram, "Fokus Par, tujuan hidupmu tuh apa"

  • Punya passion apa?
Gampangnya, passion itu tentang apa sih yang kita suka, tentang apa sih yang kita senengin. 
Karena passion adalah panggilan jiwa. Kita dahaga tanpa kehadirannya. Aopo.

  • Punya potensi di bidang apa?
Kalo passion itu tentang what-we-like-to, then potensi adalah what-we-good-at. Aku yakin tiap orang pasti punya kelebihan masing-masing. Kadang ketika kita nggak nyadar kita punya potensi apa, coba tanya ke guru BK. Kenapa guru BK? Ya gapapa sih, suka-suka aja.

----------

Abis itu, aku cuma bisa nyaranin:

1. Cari info tentang perguruan tinggi yang dituju

Perguruan tinggi kan banyak macemnya tuh. Ada Perguruan Tinggi Negeri (PTN)/ Perguruan Tinggi Swasta(PTS). Ada yang Universitas/Sekolah Tinggi/Akademi. Ada yang jenjang D1/D3/S1.

Lokasinya di mana, UKTnya berapa, syarat masuknya apa, akreditasinya apa.

Cek Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi di Situs Web BAN-PT


2. Cari info tentang jurusan yang kita pengen

Jurusan kuliah kan namanya keren-keren, tapi kadang nggak ngerti itu tentang apa. Teknik Sipil misalnya, tadinya aku pikir kuliahnya tu belajar buat jadi Pegawai Negeri Sipil (seriusan!), ternyata biar bisa jadi arsitek. Jurusan yang berhubungan dengan komputer juga mirip-mirip. Ada Teknik Informatika, ada Manajemen Informasi, ada Ilmu Komputer. Tapi materi kuliahnya kan beda-beda. Ipan misalnya, dia tanya, "Mbak, Ilmu komputer sama Ilmu komunikasi tuh sama nggak?". Nah.

Jadi, coba cari tahu tentang apa yang bakal dipelajari di sana, lihat daftar mata kuliahnya, lihat setelah lulus dapat gelar akademis apa.


3. Cari info peluang kerja setelah lulus

Nggak dinyana, setelah kita kuliah nanti, ujungnya kita bakal kerja. Masuk ke jurusan A ini memungkinkan kita buat kerja apa sih?. Kan itu pertanyaannya. Kalo mau kerja di kantor, jadi manager, ya ambillah manajemen. Kalo mau kerja di rumah sakit jadi perawat, ya ambillah keperawatan. Back to beginning, jurusan yang kita ambil ini selaras nggak sih sama cita-cita kita. 


4. Cari info tentang living cost

Kalo kuliah di sana kamu bisa tinggal di rumah terus nglaju, apa perlu ngekost. Biaya bensin berapa. Biaya kost berapa. Biaya makan berapa. Kira-kira sebulan butuh berapa. 

Kalo ortu kamu horang kayah sih no problem. Tapi kalo kondisi ekonomi ortu perlu itung-itungan, ya hitunglah biar ga jadi beban nantinya. Tapi lagi-lagi aku percaya, insya Allah rejeki orang tua mah bakal dilancarin kalo buat anak. *macak mamah Dedeh*

-------
Pada akhirnya, keputusan ada di tangan kita. Mending agak ribet di awal, tanya-tanya sama yang lebih tahu, browsing di internet, dll buat cari informasi. Daripada ngerasa salah milih jurusan, terkungkung di dalamnya dalam kurun waktu tahunan, nggak enjoy, di tengah kuliah nanti pengen pindah, setelah lulus bingung mau ngapain karena nggak cukup punya kompetensi, atau setelah lulus akhirnya kejebak lagi di lingkungan yang nggak kita senangi tadi. Hayoo. Eh, enggak ding, aku cuma nakut-nakutin kok. 

Finally.. for everything you choose, for everything you do, let's just enjoy.

Post a Comment

6 Comments

  1. Baru tau ada ban-pt buat liat akreditasi perguruan tinggi. Dulu kuliah tinggal rekomendasi dari ortu. Agak gaptek

    ReplyDelete
    Replies
    1. Besok kalo punya anak bisa dibimbing dan diarahin dulu tuh, biar anaknya nggak gaptek

      Delete
  2. Tapi kalo nyari calon istri direkomen dasiin ortu gak mas? Ahahak ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. harusnya tanya gini ke fitur reply peh. tapi gapapa, aku bantu jawab. dulu sih pernah dapet rekomendasi dari ortu, tapi ...

      Delete
  3. Dis... kok kayaknya gue disebut ya? Ngerasa kepanggil panggil gitu... hehe

    ReplyDelete