Suatu hari ada seorang ayah dan
anak yang sedang berjalan-jalan dan mereka membawa serta keledai mereka. Di desa pertama yang mereka lewati, mereka bertemu dengan penduduk setempat. Tidak disangka ternyata penduduk tersebut
mengetawai mereka.
“Hahahaha. Bodoh sekali mereka.
Mereka membawa keledai tapi malah dibiarkan jalan, tidak mereka naiki”
Mendengar hal itu, akhirnya sang
anak naik dan duduk di atas keledai.
Tiba di desa kedua, ada penduduk
desa yang memberikan komentar.
“Durhaka sekali anak itu. Dia
membiarkan ayahnya yang sudah tua untuk berjalan sedangkan dirinya sendiri
enak-enakan duduk di atas keledai”
Karena komentar tersebut, mereka
pun bergantian. Si anak berjalan, sedangkan si Ayah naik ke atas punggung
keledai.
Setelah tiba di desa selanjutnya,
lagi-lagi ada penduduk desa yang mengomentari.
“Keterlaluan sekali orang tua itu.
Bisa-bisanya dia duduk di atas keledai padahal anaknya susah payah berjalan
mengikuti”
Di desa selanjutnya, si Ayah dan
Anak keduanya duduk di atas keledai. Di sana ada seseorang yang menghampiri
mereka dan mengatakan
“Bagaimana bisa kalian begitu
kejam ? Tidak lihatkah kalian bahwa keledai ini sangat kurus dan terlihat
begitu lemah. Begitu tega kalian menaikinya berdua”
Tiba di desa berikutnya, apa yang terjadi ? Si Ayah
dan si Anak menggendong keledai tersebut !!
*)Pesan dari cerita ini : Teguhkanlah pendirian kita.
Jangan mudah terbawa oleh omongan / komentar orang lain. Karena nurutin omongan
orang lain mah nggak akan ada habisnya.
*)Salah satu oleh-oleh dari Jakarta. Ditulis berdasarkan cerita Oki Setiana Dewi yang saat itu mengisi acara kajian di masjid teknik UI. ^^*
3 Comments
:D nice post dismonimono cantik ^^
ReplyDeletewahh saya dapat komentar pertamaxx :D :D
ketemu Oki Setiana Dewi, dis? :O waaaaw
ReplyDelete*) mbak mega : makasih mbak mega caem :)
ReplyDelete*) hanipeh : iya kakak, beliau sipp banget deh. cantik luar dalem