Arti Nama Disma


Perkenalkan, nama resmi ku Disma Ariyanti Widodo. Biasanya aku dipanggil Disma. Kalau orang cuma kenalan sama aku via sms atau denger pertama kali nama itu, mereka sering ngira aku cowok. Huaaa.

Layaknya segala sesuatu di dunia ini yang memiliki arti, namaku juga punya arti. Dulu waktu kecil, setiap aku Tanya ke mama, “Ma, nama Disma artinya apa sih ?”. Mama selalu jawab kalau artinya adalah bunga di sungai. Aneh kan ya? Makanya aku agak meragu.

Berdasarkan cerita, nama Disma adalah pemberian dari Papa. Dulu awalnya aku mau dikasih nama Ismi sama Mama karena waktu aku lahir bertepatan sama peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Tapi kemudian diganti jadi Disma Dwi Ariyanti sama Papa. Eh, terus malah pas Mama bikin akte di kelurahan diganti lagi jadi Disma Ariyanti Widodo. Huehehe. Begitulah sejarahnya.

 *fyi* Anak Mama-Papa punya inisial yang sama semua : DAW -->
1.         My sista : Deviana Anggraeny Widodo
2.         My self : Disma Ariyanti Widodo
3.         My brada : Dafa Aditya Widodo
Nama aku paling unik kan ? Iya kan ? Pokokmen Iya #maksa

Nah, berhubung aku nggak begitu percaya sama penjelasan dari Mama, jadilah aku otak-atik sendiri arti nama ku. Berdasarkan hasil “pengawuranku”, beginilah arti nama ku sendiri :
Disma --> gaDis Manis
Ari --> Januari
Yanti --> Cewek (kalo cowok jadi Yanto dong)
Widodo --> nama Papa
Jadi, artinya adalah putri dari bapak Widodo yang lahir di bulan Januari dan anaknya jan manis. Huehehe.

Oke, selain Disma, orang-orang juga suka manggil aku dengan versi mereka masing-masing.
Adek -->
berhubung dulu pernah lama jadi anak paling kecil di keluarga (jarak umur aku ke adek aku 13 tahunan coy) makanya pada manggil aku adek sebagai panggilan kesayangan.

Nimo -->
sungguh aku nggak tau ini artinya apa, tapi udah dari bayi aku dipanggil Nimo sama om-tante aku dan kebawa sampe sekarang. Nimo ya, bukan Nemo. Nemo mah film ikan itu, dan menurutku nama Nimo lebih dulu ditemukan daripada Nemo kok. Jadi aku bukan plagiat.

Nok -->
ada 2 orang yang suka manggil aku nok, alm. Mbah Putri dan Erwin. Kalo mbah Putri, seringnya manggil “Nok Mimah”, duh apa pula itu ???

Mbek -->
 ini nih yang paling nggak nyambung. Dulu sih pas jaman-jaman sekolah ada juga temen yg manggil aku “Nyet”. Diambil dari “NimoNyet” katanya. Walaupun konotasinya jelek, tapi paling enggak ada sambungannya dikit-dikit lah. Nah kalo Mbek ???.

Jadi gini, pas awal masuk kuliah di Jogja aku ketemu sama temen-temen baru dari berbagai suku (#eh) dan asal daerah yang beda-beda. Mereka di sini pada bawa bahasa masing-masing termasuk aku. Nah, kalo orang Jogja bilang “bersama” dalam bahasa Jawa itu dengan kata “karo”, kalo aku sebagai orang Magelang bilang “bersama” dalam bahasa Jawa itu dengan kata “mbek”. Misal bahasa Jawanya “Rifa pergi ke Bromo bersama Sobur” versi temen-temen Jogja tuh jadi “Rifa lungo ning Bromo karo Sobur”. Kalo aku, aku biasanya bilang “Rifa pergi ke Bromo mbek Sobur”. Secara kaidah bahasa artinya sama kok tapi penggunaan kata nya aja yang beda.

Nah ternyata temen-temen tuh terlalu peka atau terlalu peduli atau terlalu kritis atau terlalu apalah nggak ngerti juga, ngerasa bahasa aku itu aneh dan mereka beraksi dengan mulai manggil aku dengan sebutan “Mbek”. Ini semua dipelopori oleh Andry disusul dengan pesat oleh semua teman yang lain. Mulai dari temen-temen sekelas, temen-temen sejurusan, sampe adek-adek angkatan semua jadi manggil aku Mbek. Huaaa, merusak nama indahku.

Aku luruskan sekali lagi ya, asal-usul aku dipanggil Mbek itu berawal dari kata “bersama” bukan “kambing”. See ? Got it ?

Post a Comment

8 Comments