Innalillahi wa inna ilaihi roji’un..
Telah berpulang ke rahmatullah istri, ibu, nenek, buyut kami, Siti Juariyah pada hari Sabtu, 5 Januari 2013 siang. Kami sekeluarga memohonkan maaf jika beliau ada salah, dan juga memohonkan do’a agar beliau dapat diterima di sisi Allah SWT.
***
Terkejut sekali rasanya saat mendapat telepon dari mama yang memberi kabar bahwa simbah putri meninggal. Ya Allah, baru kemarin rasanya bertemu dengan mbah, baru kemarin rasanya mendengar panggilan “nok” dari simbah, baru kemarin rasanya disuruh makan oleh simbah, baru kemarin rasanya kesal dengan semua nasehat-nasehat dari simbah. Sekarang semua justru terasa begitu jauh karena tak mungkin dapat terulang lagi.
Saat aku pulang ke rumah sewaktu libur minggu tenang kemarin, seperti biasa, masih ada simbah putri dan simbah kakung yang ada di rumah. Selama beberapa hari aku di rumah semua berjalan dengan normal. Mbah putri yang memang menderita sakit beberapa waktu terakhir justru terlihat sehat. Hanya saja memang mbah menjadi agak manja supaya lebih diperhatikan. Misalnya saja mbah minta disiapkan obat yang biasa mbah minum, padahal sebenarnya mbah yang lebih tau dan lebih bisa. Mbah putri juga meminta agar aku menyisir dan mengikat rambut beliau 2x, padahal hasilnya tidak serapi hasil sisiran mbah sendiri.
Yang paling aku sesali adalah saat mbah memintaku membelikan bubur untuk sarapan beliau. Biasanya memang aku langsung berangkat membeli bubur. Namun kebetulan sekali hari itu harus berangkat pagi ke Jogja karena ada ujian dan aku akan naik travel jam 8. Berhubung jarak rumahku ke tempat travel cukup jauh, aku pun bersiap-siap dari pagi. Permintaan dari mbah putri tersebut (yang ternyata menjadi permintaan terakhir beliau kepadaku) pun tidak aku indahkan. Hingga akhirnya saat akan berangkat aku berpamitan kepada beliau, beliau berkata, “Ra ditukokke tenan nok bubure ? (Buburnya tidak dibelikan ?, -red). Ya Allah, menyesalnya aku sampai sekarang. Padahal apa susahnya untuk meluangkan waktu untuk membeli bubur sejenak untuk beliau saat itu. Kini sudah tidak ada lagi kesempatan berbakti kepada mbah putri secara langsung. Aku hanya bisa berdoa semoga di sana mbah diberikan dengan yang jauh lebih baik :(
Hargai waktumu, hargai kesempatan yang tersedia untukmu..
1 Comments
Makanya gunakan wktumu sebaik2nya
ReplyDeleteKtika ad dtgh tmn2,gunakan wktu bersama mreka
Ktika ad dtgh klrg ЎάϞƍ (sangat amat banget) jarang bs kumpul,gunakan wktu sebaik2nya dgn mreka
ϋ∂αђ° tau klrg kumpul sethn sx,msh we mlh dipake bt buber sm tmn2
Pilih wktu lain ∂ϋϞƍ
Tar kl ϋ∂αђ° pd pulang,ribut,mimbik2 blg kangen