Sadar Nggak? Ada Kebiasaan-Kebiasaan Kecil dalam Berbicara yang Sebenarnya Menyebalkan

Di pelajaran sosiologi SMP dulu, dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak bisa hidup sendiri. Hai kak jomb, apa kabar?. Semoga selalu sehat dan kuat.

Salah satu cara bersosialisasi adalah ngobrol dengan orang lain. Berbicara. Walaupun sekarang ngobrol bisa dilakukan langsung (saat ketemu) atau tidak langsung (via chatting), tapi kali ini aku akan membahas ketika kita ngobrol dengan orang secara langsung.

Walaupun ngobrol ini biasa kita lakukan sehari-hari, kadang sadar nggak sih ada kebiasaan-kebiasaan kecil yang sebenarnya menyebalkan. Mungkin kita nggak sadar karena biasanya kebiasaan ini muncul ketika kita sedang ngobrol sama temen deket. Temen deket kan gitu orangnya, nerima kita apa adanya.

Tapi kayaknya kita perlu sadar diri deh mulai sekarang. Biar paling nggak bisa meminimalisir tingkat nyebelin diri sendiri. Ini nih kebiasaan-kebiasaan kecil dalam berbicara yang sebenarnya menyebalkan versi On The Spot akooh.

1. Bicara dengan suara keras

Akhi: "Tuh, Pak Ponco lewat tuh"

Rifa: "APA? PAK PONCO LEWAT? MANA? MANA?"

Kalau lawan bicara berada di tempat yang agak jauh mungkin wajar kita bicara dengan suara keras. Tapi kalau dia berdiri di samping kita, kita bicara pelan saja sebenarnya sudah terdengar kok.


2. Diminta mengulangi penjelasan yang sama berkali-kali

Budi: "Jadi gini bla bla bla bla bla"

Aya: "Ha?"

Budi "Gini lho bla bla bla bla bla"

Aya: "Apa?"

Budi: "Ngene bla bla bla bla"

Aya: "Gimana tadi?"

Budi: "......" (ambil silet) (buat cukur)

Ini temen lho, bukan mbak-mbak operator telepon. Sedih beta kalau harus ngulangin penjelasan yang sama berkali-kali.


3. Percakapan yang tidak diselesaikan

Disma: "Eh kamu tau nggak, kemarin kan aku ke Amplas"

Fatonah: "Iya, terus?"

Disma: "Terus aku ketemu sama mantan"

Fatonah: "Terus, terus?"

Disma: "Eh, nggak jadi deh"

Fatonah "....." (ambil pisau) (buat motong bebek angsa)

Ini adalah salah satu cara yang sukses bikin orang penasaran, mikir yang aneh-aneh, dan kemudian kesel sendiri.


4. Memotong pembicaraan

Hilma: "Kak, yang kemarin..."

Andri: "Udah, yang kemarin ya kemarin. Nggak usah dipikirin lagi. Pikirin yang ada sekarang aja"

Hilma: "Tapi kak..."

Andri: "Aku tau kok. Aku ngerti perasaan kamu sekarang lagi kalut. Kamu harus kuat. Jalan masih panjang"

Hilma: "Kak, aku cuma mau bilang, yang kemarin kakak pinjem flashdisk ke aku itu sekarang ada virusnya. Data aku pada ilang semua nih"

Andri: "O.. gitu ya. Hehe" (kemudian mlipir)



5. Satu kalimat dibalas satu paragraf

Kalau lagi sesi wawancara sih nggak masalah. Kalau lagi bicara dengan teman, kan rasanya lebih asik pembicaraan yang berimbang, bukan saling mendominasi.

"Kemarin aku udah selesai nonton episode terakhirnya DotS"

"Iya tuh, endingnya happy ya. Ikut seneng deh rasanya. Tapi sayang, kenapa Ye Hwa sama Daniel nggak keliatan ya pas di acara pernikahan. Padahal gaun pengantinnya katanya unik. Kan jadi pengen liat uniknya kayak gimana. Tapi lucu kok. Aku pikir endingnya waktu Kapten Yoo sama dr. Kang di kapal di Urk itu. Bakalan mainstream banget kalo kayak gitu. Untung enggak. Bla bla bla"

"...."



6. Tidak menatap lawan bicara

Menatap lawan bicara adalah salah satu wujud perhatian kita ke seorang tersebut. Walaupun yang terjadi belum tentu demikian. Ada yang matanya melihat ke arah lawan bicara tapi pikirannya ke mana-mana. Ada juga yang sibuk menatap sekitar tapi sebenarnya mendengarkan dengan seksama. Tapi toh nyatanya, kita lebih merasa diperhatikan oleh orang yang menatap kita daripada yang tidak.


7. Ditinggal main gadget

Tidak diperhatikan ketika sedang berbicara dengan orang lain memang menyebalkan. Apalagi kalau lawan bicara malah sibuk main gadget. Walaupun nyatanya dia mendengarkan, tapi tetap saja apa yang kita sampaikan tidak diterima secara utuh karena perhatiannya terbagi.

Sampai-sampai ada lagunya kan tuh, "Pengen tak banting hapemu... la la la". Eh, gimana sih liriknya. Akhi tuh yang ngerti.

---

Aku sadar aku paling sering ngelakuin hal nomor 3. Hal yang bikin temen-temen atau si abang lalu kesel dan bilang, "Mau bilang apa tadi? Bikin penasaran aja". Sebenernya nggak niat bikin penasaran, tapi gimana ya... kadang emang pengen ngomong sesuatu, tapi pas di tengah-tengah mikir, "Eh kayaknya kurang berfaedah deh" jadinya nggak jadi.

Kalo nomer 1, biasanya buat guyonan di kelas aja. Apalagi kalo sama Cuplaxer pas lagi pelajarannya Pak Ponco atau Pak Muiz atau asdos muda. Segala apa yang diomongin Rifa kayaknya perlu dispeaker. Lucu soalnya.

Kalo nomer 7, dulu sering banget kayak gitu. Tapi semenjak dibilangin Abang, jadi ngurangin deh kebiasaan main gadget waktu ketemu orang. Paling sesekali ngecek, balas chat kalo ada orderan olshop atau chat penting. Selebihnya gadget dimasukin lagi.

Post a Comment

0 Comments