Puisi Cinta
Ketika tunas ini tumbuh
Serupa tubuh yang mengakar
Setiap nafas yang terhembus adalah kata
Angan, debur dan emosi
Bersatu dalam jubah terpautan
Tangan kita terikat
Lidah kita menyatu
Maka setiap apa terucap adalah sabda pendita ratu
Ahh.. diluar itu pasir diluar itu debu
Hanya angin meniup saja
Lalu terbang hilang tak ada
Tapi kita tetap menari
Menari cuma kita yg tau
Jiwa ini tandu maka duduk saja
Maka akan kita bawa
Semua
Karena..
Kita.. Semua.. Adalah.. Satu
---
Puisi ini dibacakan oleh Cinta ketika sedang bersama dengan keempat sahabatnya, Alya (Ladya Cheryll), Maura (Titi Kamal), Milly (Sissy Pricilia), dan Karmen (Adinia Wirasti). Puisi ini juga adalah puisi yang diikutkan Cinta dalam lomba puisi. Bercerita tentang persahabatan mereka berlima.
Puisi Rangga
Puisi Perpisahan Rangga
Kulari ke hutan kemudian menyanyiku
Kulari ke pantai kemudian teriakku
Sepi… sepi dan sendiri aku benci
Ingin bingar aku mau di pasar
Bosan aku dengan penat
Enyah saja engkau pekat
Seperti berjelaga jika kusendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera?
Atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?
---
Puisi ini adalah puisi karya Rangga yang menjadikan Rangga sebagai pemenang di lomba puisi sekolah. Karena sebagai pemenang lomba puisi inilah Cinta sebagai pengurus mading bertemu dengan Rangga untuk wawancara. Namun Rangga tidak bersedia diwawancarai oleh Cinta karena ia tidak merasa telah mengikuti lomba tersebut. Tentu saja, karena sebenarnya yang mengirimkan puisi ke lomba puisi adalah Mang Diman, penjaga sekolah, yang sekaligus salah satu orang terdekat Rangga.
Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur dihatimu
Yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Baru sekali ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali
Dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya
Bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu
Itu saja
---
Ini adalah puisi yang dituliskan Rangga dalam buku hariannya dan kemudian ia berikan kepada Cinta ketika mereka berpisah di bandara. Puisi penutup yang manis.
0 Comments