Puisi-Puisi AADC 1

Di film Ada Apa Dengan Cinta (2002) yang disutradarai oleh Rudi Soedjarwo dan dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo (Cinta) dan Nicholas Saputra (Rangga), ada 3 puisi apik karya Rako Prijanto. Inilah ketiga puisi tersebut.

Puisi Cinta

Ketika tunas ini tumbuh

Serupa tubuh yang mengakar

Setiap nafas yang terhembus adalah kata

Angan, debur dan emosi

Bersatu dalam jubah terpautan

Tangan kita terikat

Lidah kita menyatu

Maka setiap apa terucap adalah sabda pendita ratu

Ahh.. diluar itu pasir diluar itu debu

Hanya angin meniup saja

Lalu terbang hilang tak ada

Tapi kita tetap menari

Menari cuma kita yg tau

Jiwa ini tandu maka duduk saja

Maka akan kita bawa

Semua

Karena..

Kita.. Semua.. Adalah.. Satu

---

Puisi ini dibacakan oleh Cinta ketika sedang bersama dengan keempat sahabatnya, Alya (Ladya Cheryll), Maura (Titi Kamal), Milly (Sissy Pricilia), dan Karmen (Adinia Wirasti). Puisi ini juga adalah puisi yang diikutkan Cinta dalam lomba puisi. Bercerita tentang persahabatan mereka berlima.



Puisi Rangga
Puisi Perpisahan Rangga 



Kulari ke hutan kemudian menyanyiku

Kulari ke pantai kemudian teriakku

Sepi… sepi dan sendiri aku benci

Ingin bingar aku mau di pasar

Bosan aku dengan penat

Enyah saja engkau pekat

Seperti berjelaga jika kusendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai

Biar mengaduh sampai gaduh

Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih

Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera?

Atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?

---

Puisi ini adalah puisi karya Rangga yang menjadikan Rangga sebagai pemenang di lomba puisi sekolah. Karena sebagai pemenang lomba puisi inilah Cinta sebagai pengurus mading bertemu dengan Rangga untuk wawancara. Namun Rangga tidak bersedia diwawancarai oleh Cinta karena ia tidak merasa telah mengikuti lomba tersebut. Tentu saja, karena sebenarnya yang mengirimkan puisi ke lomba puisi adalah Mang Diman, penjaga sekolah, yang sekaligus salah satu orang terdekat Rangga.




Perempuan datang atas nama cinta

Bunda pergi karena cinta

Digenangi air racun jingga adalah wajahmu

Seperti bulan lelap tidur dihatimu

Yang berdinding kelam dan kedinginan

Ada apa dengannya

Meninggalkan hati untuk dicaci

Baru sekali ini aku melihat karya surga dalam mata seorang hawa

Ada apa dengan cinta

Tapi aku pasti akan kembali

Dalam satu purnama

Untuk mempertanyakan kembali cintanya

Bukan untuknya

Bukan untuk siapa

Tapi untukku

Karena aku ingin kamu


Itu saja

---

Ini adalah puisi yang dituliskan Rangga dalam buku hariannya dan kemudian ia berikan kepada Cinta ketika mereka berpisah di bandara. Puisi penutup yang manis.

Post a Comment

0 Comments