Cerita Menikah: Referensi Biaya Pernikahan Sederhana di Magelang

Sebelum menikah, aku rajin cari-cari referensi tentang apa-apa yang perlu dipersiapkan menjelang nikah. Terutama tentang biaya ataupun vendor gedung, souvenir, katering, dan vendor lain yang recommended di Jogja/Magelang. Dari googling itu, aku nemu beberapa artikel di blog yang membantu banget. So, sekarang aku nulis artikel yang sama, siapa tau ada orang lain di luar sana yang juga sedang bingung dalam mempersiapkan pernikahannya.


Pernikahan aku termasuk kategori sederhana. Jumlah undangan sekitar 200, dan tamu yang hadir sekitar 300 orang saja. Berikut ini rincian biayanya di Desember tahun 2017. Nggak terlalu detail, tapi kurang lebihnya nggak jauh beda.

1. Biaya administrasi KUA

Buat yang belum tahu, untuk mengurus administrasi pernikahan di KUA, kita ada 2 pilihan:
Akad nikah di KUA, gratis
Akad nikah di luar KUA, bayar Rp 600.000

Aku akan cerita sedikit. Kemarin, aku sama mas Azaz pilih nikah di KUA. Pertimbangan kita kayak gini: 1. kita nikah di hari Kamis, yang notabene hari kerja KUA; 2. gedung resepsi kita dekat banget dari KUA, kira-kira hanya sekitar 200 meter; 3. Kabarnya lembaga pemerintahan sekarang udah mulai profesional. Kita pikir nggak akan masalah, dan lumayan juga hemat pengeluaran. Kalau kita nikah di hari libur, tentu kita akan pilih yang nikah di luar KUA. 

Ternyata ini adalah salah satu keputusan yang aku sesali di kemudian hari. 

Pertama, jadwal jam akad nikah di KUA jadi prioritas kedua, yang didahulukan adalah jadwal nikah yang di luar KUA. 

Jadilah acara kemarin molor. Di rencana, kita spend waktu buat akad dari jam 8-9 aja, acara resepsi di undangan mulai jam 10. Kita berani kayak gini karena dikasih tau teman, katanya akad nikah itu nggak lama. Rentang waktu 1 jam itu udah sama nunggu semisal kita antri banyak.
Nyatanya, kita datang jam setengah 8 ke KUA, dapat nomor antrian pertama. Dan, penghulu baru datang jam 10 kurang 5 menit. Penghulunya datang, aku sama mas Azaz langsung mulai prosesi ijab kabul. Emang cepat sih, paling Cuma 10 menit. Tapi kan tetep aja molor bangett. Huhu.

Katanya sih, salah satu penghulu ada yang cuti. Biasanya ada 1 penghulu yang stay di KUA, ada 1 penghulu yang moving. Huft. Yoda lah ya.

Kedua, petugas penghulunya jutek abieezzzt. 

Padahal bapak-bapak, tapi juteknya ngalahin ibu-ibu TU yang banyak kerjaan dan lagi PMS. Aduh, mangkel banget aku kalau inget-inget si Bapak penghulu. Entah dia capek, atau pengantin sebelum aku ngeselin, tapi kan harusnya profesional to pak. 

Nggak Cuma aku yang ngerasa sebel, mas Azaz, om, Bapak, pokoknya semua yang di situ juga kesel. Sempet mikir, apa gara-gara kita nggak bayar terus dianggep bebas buat dijutekin. Rasa-rasanya pengen tak sodorin duit segepok saat itu juga (ahak). Tapi kan kita bayar apa enggak, dia tetep digaji sama pemerintah. Kalo profesional ya kudunya melayani pakai hati. Ngerusak momen sakral orang yang (pengennya, insya Allah) sekali seumur hidup.

Ketiga, buku nikah jadinya lama

Setelah ijab kabul, kita langsung tanda tangan buku nikah, surat administrasi apa segala macem. Kita sempat foto sama buku nikah tuh, eh terus buku nikah nya diambil pak penghulu lagi. Aku agak nggak ngeh waktu itu soalnya aku sama mas Azaz terus keluar buat ke gedung resepsi. Aku pikir surat sama buku nikah dikasih ke om atau siapa. Ternyata enggak. Ini udah 3 minggu aku belum pegang surat sama buku nikahnya. Jadi agak susah kalau mau ngurus yang lain.

*Update: aku udah ambil buku nikah di KUA, ternyata fotoku sama mas Azaz hilang, jadi buku nikah kita tertunda. Di kondisi normal, buku nikah bisa langsung diambil setelah akad (kira-kira selang 15 menit). Agak kesel juga sih sama kasus kayak gini. Ya kalo fotonya ilang, kenapa dulu pas pemberkasan kagak dicek dulu paaaak. Kalo dulu tau fotonya nggak ada kan kita bisa langsung ngumpulin lagi. Huuuuuft.

Eh tapi mungkin pas aku lagi nggak hoki aja kalik. Buat yang lain mungkin nggak mengalami masalah kayak yang aku alami di atas.

Biaya nikah di KUA Rp 0.

2. Pas Foto

Pas foto buat buku nikah yaa kayak pas foto biasa aja, tapi backgroundnya warna biru. Kemarin aku sama mas Azaz foto di Calista. @25.000 dapat 10 foto 2x3, 10 foto 3x4 dan 10 foto 4x6.

Syarat foto untuk buku nikah KUA: background warna biru


Biaya pas foto 2 x Rp 25.000 = Rp 50.000

3. Tes Kesehatan

Salah satu syarat ngurus KUA itu adalah lampiran tes kesehatan. Lampirannya meliputi: suntik imunisasi TT 1 untuk calon pengantin, dan surat keterangan tidak hamil. Kata Fatonah, dia perlu tes HIV/AIDS, tapi di KUA Secang nggak ada syaratnya. Aku berangkat sendiri waktu itu ke Puskesmas Secang. Untuk tes kesehatan ini rincian biayanya sbb:

Biaya tes kesehatan calon pengantin


Biaya pendaftaran Rp 6.000
Biaya imunisasi TT 1 Rp 20.000
Biaya tes kehamilan Rp 14.000
-----------------------------------------
Total Rp 40.000

Note: beda daerah bisa beda biaya dan beda syarat tes kesehatan

4. Undangan

Undangan kita simple banget, Cuma kertas ivory biasa aja, dilipat-lipat, dimasukin plastik, udah. Desainnya mas Azaz yang bikin, terus kontennya aku nyumbang ide dikit (iya, iya termasuk bagian hashtag). Aku suka sama desainnya, unik-unik kece gimana gitu. Cuma di bagian label nama undangan kotaknya kekecilan, hehehe.



Selain desain, kita juga cetak (di percetakan), lipat undangan, cetak label undangan, dan masukin ke plastik sendiri. Sayangnya, karena aku yang koret sama anggaran, jadilah kita pilih cetak biasa tanpa laminasi. Hasilnya, ketika ditekuk dia akan keliatan bekasnya gitu. Kurang mantap soul. Buat aku sih nggak masalah, tapi emang lebih maksimal kalau sekalian dilaminasi, akan keliatan lebih kokoh dan elegan.

Hal paling penting dari undangan menurut kita ada di isinya sih. Yang penting isinya jelas, ada nama mempelai, orang tua mempelai, asal, waktu, tempat, denah. Untuk bentuk fisiknya kita nggak terlalu ambil pusing. Karena sebagus apapun undangan, pasti akan lebih banyak yang akhirnya kebuang daripada disimpan. Apalagi sekarang undangan bisa via online aja, kirim softcopy nya. Aku prefer spend anggaran buat souvenir daripada buat undangan.

Contoh desain undangan


Biaya cetak undangan (180 pcs) Rp 270.000
Biaya plastik undangan Rp 25.000
Biaya label Rp 5000
---------------------------------------------
Total Rp 300.000

5. Souvenir

Kayak yang aku bilang di atas, aku lebih berat mikirin souvenir daripada undangan karena souvenir kan nantinya dibawa pulang sama tamu, pengennya yang bermanfaat, simpel, sekaligus affordable. Banyak banget alternatifnya, kita sampai bingung mau pilih apa. Duluu banget sebelum nikah, aku cita-cita pengen ngasih bibit tanaman sebagai souvenir, kan kece tuh. Tapi ide ini dikonfirmasi ulang sama mas Azaz, “Kalo adek yang dapet souvenir kayak gitu, bakal ditanam nggak?”. Kalo gueh?, mmm... enggak sih, kekeke. Uweh pemalas soalnya masalah begituan. 

Terus yaudah cari alternatif lain, kayak: telenan (ini lucu, asli), totebag, dompet, gelas, dll. Kita survey harga dulu, kalau bikin sendiri sama beli jadi di toko souvenir kira-kira harga akhirnya beda banyak apa enggak. Kita sampai ngepoin beberapa vendor souvenir online maupun offline, bahkan sampai kita samperin ke Kasongan, Bantul, di sana ada toko souvenir nikahan gede gitu. Tadinya kita mau ambil gelas, tapi kalau kita beli gelas 200pcs, bawanya akan susah, apalagi dari Bantul dibawa ke Sleman, dari Sleman dibawa ke rumah Magelang, dari rumah Magelang dibawa ke gedung. Belum ada yang srek lagi deh.

Eh, yang namanya jodoh ya. Aku inget dulu pernah kondangan di nikahan ibu Kepala Sekolah, terus dapet souvenir dan di souvenirnya ada Instagram vendornya @almaisouvenir_jogja. Toko offlinenya juga ada, malah deket banget sama sekolah tempat aku ngajar, di daerah Jalan Kaliurang sana. Aku kepoin instagramnya, dan jatuh hati buat ambil sendok-garpu sama sumpit. Simpel, kecil, harganya pas (di anggaran, kekeke), bermanfaat (aamiin), dan merepresentasikan kita berdua yang doyan makan, wqwq (eh, kita berdua apa gue doang yak?). Abis itu aku janjian buat ambil langsung di toko. Terus kita bisa custom kartu ucapan juga, sekalian dipasangin sama pihak Almaisouvenir.

Souvenir pernikahan: sumpit stainless steel




Sendok+Garpu (100) @ Rp 2250  : Rp 225.000
Sumpit (100) @ Rp 2500  : Rp 250.000
*harga sudah termasuk kemasan plastik dan kartu ucapan
-----------------------------------------------------------
Total Rp 475.000

6. Katering dan Gedung

I think this is one of the best choice I’ve made in my wedding. Kenapa katering dan gedung aku jadiin satu poin?. Karena nikahan aku pakai katering dari Rumah Makan Lestari, Secang, dan venue nya juga sekaligus di sana. Nah kalau kita pesan katering di Lestari, kita bisa sekaligus pakai gedungnya tanpa tambahan biaya. Bahkan pemakaian gedungnya bisa seharian full, dari pagi sampai malam (tapi aku Cuma dari jam 5 sampai jam 14, jam segitu aja udah capek).

Gedungnya emang nggak semegah gedung lain, jangan bayangin A.H. Nasution nya Akmil Magelang ya. Tapi good enough buat acara resepsi. Kapasitasnya juga cukup untuk 300an orang (prasmanan) atau 100 orang (kalo acaranya duduk, eh apa sih namanya?). Tempatnya strategis, di pinggir jalan utama di Secang, tempat parkirnya pun luas. Ini memudahkan banget buat aku sama mas Azaz, karena tamu dari temen-temen kita banyak yang dari luar kota dan naik kendaraan. Fasilitas lain: ada kursi (100an), kipas angin.

Aku mau cerita dulu dikit. Pas awal rembukan, agak bingung lho nentuin mau nikah di rumah atau di gedung. Terus aku inget waktu mbak Devi (kakak aku) nikahan dulu di rumah, selesai acara, kita sekeluarga masih harus bersih-bersih dan beres-beres padahal pasti udah pada capek. Kemudian yang jadi salah satu alasan pilih di gedung ya karena, biar keluarga abis selesai acara bisa langsung istirahat. Dan terbukti, enak banget ternyata. Sebelum hari H Cuma perlu nyiapin acara pengajian sederhana di rumah, bisa tidur gasik tanpa perlu begadang nyiapin ini-itu, pagi harinya tinggal mandi-macak-berangkat, acaranya dibatasi waktu sebentar aja, kelar acara bisa langsung pulang tanpa riweuh. 

Untuk katering, aku pesen 300 porsi. Rincian menunya:
Prasmanan: nasi, capcay sayur, ayam fillet saus, sambal goreng daging, kerupuk
Pondokan: sate lontong, bakso, es krim, aneka jenang, buah
Minuman: soft drink, teh, aqua

Itu menu yang aku pilih, menu lainnya ada banyak. Sebelum nentuin menu, aku sama mas Azaz ngobrol langsung sama Ibu Sulastri, pemiliknya RM Lestari. Kita bilang konsepnya mau yang sederhana, dan lain-lain, terus bu Sulastri terbuka banget ngasih saran. Beliau kan udah berpengalaman ya ngurusin acara nikahan. Bahkan nggak Cuma itu, kita juga dikasih nasehat pra-nikah. Ehehe. Asik banget ibunya.

Pas hari H, alhamdulillah banyak yang bisa dateng ke acara. Aku tadinya sempet khawatir, 300 porsi bakal cukup apa enggak. Eh ternyata makanannya sisa lumayan banyak. Sisa makanan dan minuman bakal dibungkusin buat dibawa pulang kita kok.

Katering 300 porsi: Rp 13.500.000

7. Dekorasi

Untuk dekorasi, kita bisa pilih dekorasi dari Lestari atau cari dari luar juga boleh. Biar nggak ribet, kita serahin sekalian aja ke pihak Lestari. Kita dikasih pilihan, mau paket dekorasi yang 4jutaan atau 5 jutaan, atau yang lebih mahal ada lagi, wkekeke. Kita pilih yang 4jutaan aja, kan sederhanaaa.

Hasilnya bagus kok. Kece gitu, keliatan "melek"





Dekorasi: Rp 4.000.000

8. Photobooth

Buat photobooth, sebenarnya udah jadi satu paket sama dekorasi. Tapi aku sama mas Azaz pengen nambahin photoboothnya biar jadi lebih lucu, jadi kita bikin hiasan sama prop stick dengan tulisan-tulisan kekinian. Propsticknya mas Azaz yang bikin sendiri lho. Kamu pengen order nggak? Pesen aja ke kita, huehehehe (promo).




Propstick : Rp 100.000

9. Hiburan

Hiburan juga kita serahin ke pihak Lestari, karena aku nggak punya banyak kenalan penyanyi atau pengisi acara begitu (ada sih yang bisa main musik, tapi itu mantan gueh, gimana dong? Ahak). Hiburannya kita pilih nyanyi+akustik (tapi keyboard, nggak tau deh, bu Sulastri nyebutnya gitu). Sebenernya tamu yang dateng boleh nyumbang lagu lho, tapi entah kenapa kemarin nggak ada yang pengen nyanyi. 

Hiburan: Rp 1.000.000

10. Make Up + Sewa Baju

Untuk make up dan sewa baju, kebetulan aku punya Tante yang punya salon. Jadi kemarin make up dan bajuku semua aku percayakan ke Tante. Hasil make up nya bagus kok, beberapa orang bilang aku “manglingi”, cukup kekinian- nggak terpaku sama pakem rias manten, dan bisa request sesuai keinginan kita. Namanya Ratna Salon, di deket SD Teladan Grabag. Catet yaa, salonnya tante uwe tuh. Hehe.

Malangnya nasibku, kemarin pas hari H nikah, justru ada 2 jerawat gede yang nongol dan lagi matang-matangnya. Padahal udah perawatan, pake sheetmask tiap hari segala macem, dll. Untung bisa ditutupin. Thanks buat penemu foundation, di manapun mereka berada. Huhu.

Buat baju, aku pakai 2 baju yang berbeda. 1 baju akad, aku pakai kebaya sendiri, mas Azaz juga pakai setelan jas sendiri. Baju yang kedua, kebaya untuk resepsi, ini aku sewa ke Tante. Kebetulan dua-duanya warna putih semua. Kenapa pilih warna putih terus, nggak ganti-ganti?. Ya karena suka aja. Ganti baju juga Cuma sekali, biar nggak ribet. Hoho.



Rincian
make up sepasang pengantin, 2 pasang ibu-bapak pengantin, 2 kakak perempuan, 2 penjaga buku tamu
baju sepasang pengantin, 2 pasang ibu-bapak pengantin, 2 kakak perempuan, 1 kakak laki-laki, 2 anak laki-laki (adek sama keponakanku), 2 penjaga tamu.

Make up + sewa baju resepsi: Rp 3.200.000

11. Seragam among tamu

Untuk seragam among tamu, kita beli baju batik yang udah jadi. Kenapa?. 

Yang pertama, kalau kita beliin kain, nanti pakdhe-budhe yang jadi among tamu perlu jahit baju, iya kalau sempet, iya kalau pas ada rejeki buat bayar jahitan, biar nggak ngerepotin kita beli yang udah jadi aja. 

Yang kedua, biar bisa dipakai lagi di kemudian hari. 

Yang ketiga, kalau kita sewain sarimbit kebaya di salon, nanti perlu banyak dan perlu “dandan” buat yang budhe-budhe. Jadi biar gampang, ya udah beli batik aja yang penting seragam.

Aku sama mas Azaz nyari baju batiknya di pasar Klewer Solo. Di sana banyak banget pilihannya. Kata mas Azaz sih kalau beli kain/baju mending di Solo daripada di Bringharjo. Ada benernya. Puas banget milih-milih di sana. 

Jilbab buat budhe-budhe juga sekalian beli biar seragam.


Seragam among tamu:
10 x Rp 52.000: Rp 520.000
Jilbab 5 x Rp 20.000: Rp 100.000
-------------------------------------------- 
Total: Rp 620.000

12. Pengisi acara (MC, sambutan, do’a)

Pas acara, kan ada MC nya tuh, yang “monggokke”. Terus ada sambutan dari bu Lurah dan lain sebagainya. Ada juga do’a yang dipimpin mbah Kyai. Nah pengisi acara perlu ada “amplop” juga buat menghormati beliau-beliau yang berkenan meluangkan waktu. Berapa nya? Ya seikhlas dan sewangunnya.

13. Foto Dokumentasi

Awalnya, aku sama mas Azaz nyoba cari-cari fotografer sendiri. Sebenernya ada beberapa temanku yang bisa “motret”. Tapi karena satu dan lain hal, pada nggak bisa pas hari itu. Yaudah deh, aku serahin fotografernya sekalian dari pihak salon aja (mereka ada partner gitu), namanya pak Gentong.

Kalo foto nikahan gitu kan itungannya per rol, 1 rol itu isi 40 foto. Di pak Gentong ini murah sih, 1 rol Cuma Rp 250.000, di tempat lain ada yang lebih mahal. Hasil fotonya bagus standar, yaa ala-ala nikahan pada umumnya. Tapi kalau nyari hasil foto yang kekinian, kayaknya mending cari yang lain deh, terutama yang fotografer muda. 

Foto dokumentasi
3 (rol) x Rp 250.000: Rp 750.000
Cetak + album besar: Rp 100.000
----------------------------------------------
Total Rp 850.000

14. Pengajian

Malam sebelum akad, di rumah ada pengajian sederhana. Kalo pengajian mah, sesuai kebiasaan masing-masing aja kalik ya. Untuk pengajian, ini Mama, Papa dan keluarga sih yang ngurusin, aku terima beres aja. Termasuk total biayanya berapa buat pengajian, aku kurang tahu. 

Buat makan sama bikin selametan sekitar 50, Rp 3.000.000 cukup nggak kira-kira? 

Biaya pernikahan sederhana di Magelang 2017

***

*Update: 
Buat sebagian orang yang berpikir, kurang sederhana nih kalo kayak gini, sederhana kok nikah di gedung. Iya sih, kesederhanaan emang relatif, tergantung kita bandinginnya sama apa. Ada juga nikahan yang lebih sederhana dari ini. Tapi ada juga yang jauh lebih nggak-sederhana.

Kenapa bilang sederhana tapi kok di gedung?. Karena kalo di rumah, bisa jadi malah biayanya sama atau lebih banyak. Karena akan ada banyak orang yang dateng "rewang" ke rumah, kita perlu nyiapin konsumsi juga buat yang dateng tersebut. Perlu nyewa tratak, genset, kursi, dll. Belum lagi setelah acara, ada tradisi "munjung" untuk yang rewang ke rumah.

***

Begitulah kira-kira rincian biaya pernikahan aku sama mas Azaz. Buat yang kemarin datang, bisa tau sendiri gimana acaranya. Buat yang nggak bisa datang, atau yang nggak keundang, aku sama mas Azaz mohon doa restunya ya. Acaranya biasa aja kok, sederhana, nggak semeriah yang lain, nggak sempurna, tapi buat kita berdua, udah Alhamdulillah banget. Just like what we want. 

Kita pengennya konsep nikahan yang bisa diterima, ya diterima sama orang tua, sama keluarga, sama segenap tamu, dan kalau bisa semua yang terlibat. Kan pengennya orang tua sama anak muda biasanya beda. Tapi Alhamdulillah acara kemarin lancar tanpa kendala berarti. 

Kita juga pengennya seminim mungkin ngerepotin orang tua dan keluarga. Pengennya di hari bahagia kita, orang-orang terdekat juga ikutan bahagia, bukan justru pusing mikirin bayar ini-itu abis acara. Makanya jauh-jauh sebelum nikah, kita berdua udah nabung dulu. Orang tua juga nambahin, tapi sebisa mungkin nggak nambahin banyak.

Btw, aku pengen share deh gimana ajaibnya rezeki yang datang setelah aku sama mas Azaz berani memutuskan untuk menikah. Next post ya. Kamu mau baca nggak? :D

Baca juga: Cerita Menikah: Sindrom Pra Nikah, Apa yang Aku Rasakan Sebelum Menikah

In the end, emang bener sih, nikah itu bukan tentang resepsinya, tapi tentang gimana menjalani hari-hari setelah resepsi. Tapi termasuk sunnah kan, menyiarkan kabar bahagia tentang pernikahan, biar nggak terjadi fitnah. Nah resepsi ini cara aku sama mas Azaz berbagi kebahagiaan sama orang-orang terdekat. Sebisa mungkin kita buat yang... nggak membebani kita berdua dan keluarga, sekaligus bikin bahagia kita berdua, keluarga, dan semua yang datang maupun nggak datang. 

Kalau kamu?. 

Post a Comment

9 Comments

  1. Hmm.. Still expensive..
    Tapi bikin tambah semangat menggapai rezeki jadinya.. hehe

    ReplyDelete
  2. thanks mbak ...
    mantab dan detail ki penjabarannya..

    ReplyDelete
  3. ijin nyimak mbakk..

    maturnuwun infonyaaaaaa :D

    ReplyDelete
  4. Terimakasih banyak mbak. Kaget pas mencari informasi kok top search nya ada keterangan "nikah sederhana do magelang 2017" langsung jingkrak bahagia dan seneng soalnya aku orang magelang hehe.

    ReplyDelete
  5. Hai Calon Pengantin ~
    Percayakah kalian bahwa melangsungkan pernikahan tidak perlu ribet dan mahal? Dengan memakai jasa Wedding Organizer HIS Graha Elnusa, Anda bisa melangsungkan pernikahan ALL IN PACKAGE bergaya elegant di Jakarta Selatan dengan harga dibawah rata-rata dan dapat CASHBACK 35 Juta juga lho!

    Mau tahu berbagai jenis Wedding Packagenya? Langsung saja kunjungi www.hisgrahaelnusa.com dan pantau terus update terbaru kami di Instagram @his_grahaelnusa.

    > For more info please contact Marketing HIS Wedding Graha Elnusa 083873396243 (RATIH) atau datang langsung ke kantor HIS di Graha Elnusa Lt.2, Jl.TB. Simatupang Kav.1B, Cilandak Timur.

    ReplyDelete
  6. In this holy month full of blessings...
    HIS Kologdam Grand Ballroom provides a special promo this month to those of you who want to do a wedding! We provide an all in package to facilitate your marriage which will be assisted by a wedding consultant, wedding planner, and wedding organizer. Only by booking a fee of IDR 5,000,000 you will get:
    1. Umrah for couple
    2. THR up to 30 million
    3. Hampers for Eid al-Fitr

    Terms and Conditions apply.
    For more info contact Ayu (WA 081324570721)

    ReplyDelete
  7. Selamat Sore mba,
    boleh sharing persiapan lamaran beserta seserahannya secara globa ngga..
    aku seneng banget baca tulisannya, ngebantu untuk nge list wedding plannerku.
    terima kasih

    ReplyDelete