It's Okay, It's Okay

"Aku nggak bisa membahagiakan semua orang"



Sejak beberapa tahun terakhir, aku memegang prinsip di atas. Yah, nyatanya memang aku, atau bahkan kita semua, nggak bisa dan nggak akan pernah bisa membahagiakan semua orang. 

Seburuk apapun kita, tetap akan ada orang yang selalu sayang dan menerima kita apa adanya.

Di sisi lain, sebaik apapun kita, tetap akan ada juga orang yang nggak suka sama kita. Mmm... atau frase "nggak suka" kita ganti pakai istilah "nggak sefrekuensi" aja kalik ya.

It's okay.


Itu tuh kayaknya udah hukum alam nggak sih?.

Jadi daripada energinya habis untuk mikirin orang-orang yang nggak sefrekuensi sama kita, mending fokus ke orang-orang yang bawa energi positif. Lebih berfaedah.

Satu waktu dulu, pernah ada orang-orang yang nggak suka sama aku. Aku tahu itu, dan aku ingin mengubah pendapat mereka tentang aku biar mereka berubah jadi suka. Tapi.... yang ada malah capek. Dan nggak ada hasilnya. So, ya udah biarin aja. 

It's okay.


"Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak akan percaya itu," nasihat (yang katanya bersumber) dari Ali bin Abi Thalib.

I agree tho.


Yang perlu dilakukan adalah tetap menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

Orang yang sabar, itu baik.

Orang yang sopan, itu baik.

Orang yang jujur, itu baik.

Kita mau jadi orang baik pakai jalur apa. Keep on that track.


Tapi jangan lantas jadi orang jahat. Ibaratnya, orang baik aja ada yang benci, apalagi kalau jahat. 

Ye kan. Wqwq.


Oh iya, orang baik tuh beda dengan "yes-man". Tau yes-man nggak?

Itu lho, orang yang selalu bilang "ya" ke orang lain. Entah karena nggak enak nolak, ingin selalu menyenangkan orang lain, atau takut orang lain jadi nggak suka setelah ditolak.


"Aku pinjam uang 100 juta dong" | "Ya, nanti aku transfer uangnya"

"Kamu lagi sakit ya? Tapi tetap bisa ikut nongkrong kan?" | "Bisa kok, bisa"

"Tolong bikinin teh manis ya, gulanya 30 gram, pakai teh english breakfast diseduh di cangkir enamel warna merah hati" | "Oh, ya nanti aku bikinin"

Another capek-deh moment.

Orang baik belum tentu seorang yes-man. Yes-man bukan berarti orang baik.


Anyway... aku cuma ingin nulis kalau...


Terima kasih untuk semua orang yang sayang aku, menerima aku, nyambung sama aku.

It's okay buat yang nggak suka sama aku, merasa nggak se-frekuensi sama aku, nggak cocok, dan sebagainya.

Tapi kalau boleh saran nih. Kalau nggak suka sama seseorang, nggak perlu lah ngajak-ajak orang lain buat ikutan nggak suka juga.

I mean... buat apa?


Misalnya, aku nggak suka sama buah jeruk. Terus aku ngajak kamu buat ikutan nggak suka sama buah jeruk. Lah, ngapain. Itu jatohnya jadi spread hate. Jadi negative person. 

Hi, takut ah.

Post a Comment

0 Comments