Cerita Menikah: Berawal dari Pertemuan Tak Sengaja di Acara Pelepasan Wisuda


Pelepasan Wisuda FT, 5 Desember 2014

Masih teringat jelas hari itu adalah hari Jumat khas bulan Desember yang dipenuhi episode hujan. Sore hariku di kost saat itu diselimuti kegalauan, antara akan berangkat ke kampus atau tetap berlindung di kost. Di luar hujan masih turun. Padahal nanti malam akan ada acara Pelwis alias Pelepasan Wisuda. Pelepasan dari fakultas untuk para lulusan yang akan diwisuda keesokan hari.

Note: Tapi kabarnya sekarang Pelwis sudah tidak diadakan lagi oleh fakultas, entahlah karena faktor apa.

Walaupun aku bukan panitia, tapi sebagai pengurus BEM, seolah telah menjadi jobdesc tak tertulis untuk ikut menyukseskan acara Pelwis ini. Apalagi di akhir kepengurusan seperti saat itu, semangat berkontribusi kembali menggebu-gebu seperti di awal periode.

Menjelang Maghrib, hujan mulai reda berganti menjadi gerimis kecil. Akupun bersiap tanpa perlu waktu yang lama. (Btw zaman kuliah dulu aku nggak pernah dandan, paling pake Garingniyer sama eyeliner bawah mata, langsung cuss. Ya amplop, masa-masa belum kenal lipstik T-T)

Sampai di KPLT (dekanatnya Fakultas Teknik, -red), sudah banyak teman-teman panitia maupun pengurus BEM yang datang. Akupun ambil posisi sebagai among tamu. Bersama Mifta, Maul, Arya dan lainnya, aku berjaga di pintu masuk depan. Tugas among tamu tidak jauh-jauh dari menyambut peserta Pelwis yang datang bersama pendamping (orang tua, pasangan atau teman), membantu mengarahkan, sesekali juga menyapa orang-orang yang kita kenal (ternyata mas mantan juga jadi calon wisudawan periode ini, jadi ketemu di Pelwis deh, wkwkwk).

Ketika acara utama berlangsung di lantai 3, aku tak ambil banyak bagian. Hanya duduk-duduk saja di ruang TV lantai 1 KPLT sambil ngobrol dengan teman-teman. Saking asiknya ngobrol ngalor-ngidul, tak terasa acara di atas sudah hampir selesai. Aku pun membantu teman-teman yang bertugas membagikan vendel di lantai 2.

Aku ingat betul, kala itu aku menjaga vendel di bagian jurusan PTBB dengan panitia lain. Di tengah hiruk-pikuk kebahagiaan peserta Pelwis, seseorang yang aku kenal menghampiri. Dialah Azaz, yang kini jadi suami tertampan se-galaksi bima sakti versi admin dismonimo. Wkwkwk.

Dengan guyonan jayusnya, dia mengaku ingin ambil vendel, tapi bohong. Dari situlah kemudian kita basa-basi sebentar, “Ke sini sama siapa mas?”, “Temennya mana?”, dll. Lalu mas Azaz mengeluarkan modus lagi: mengajak aku foto bersama di backdrop Pelwis. Yang konyolnya, aku iyakan. Aku orangnya nggak enakan buat nolak soalnya :3 :3 :3

Usai foto bareng di depan backdrop, kemudian kita berpisah karena aku perlu kembali lagi ke lantai 2, dan dia bertemu dengan teman-temannya yang lain.

Berawal dari hal kecil inilah, cerita besar selanjutnya dimulai.
Tapi sebelumnya, kita flashback dulu ke awal mula aku kenal mas Azaz.

Tahun 2012, Azaz, sang Kakak Angkatan Satu Jurusan

Jika ada yang menyarankan agar masa-masa kuliah tidak hanya diisi dengan kegiatan akademik namun perlu diimbangi juga dengan kegiatan organisasi, percayalah hal itu benar adanya. Berorganisasi itu dapat mengasah softskill, memperluas jejaring, belajar mengatur peran, bahkan sebagai salah satu cara untuk semakin dekat dengan jodoh. Hiyahiyahiya.
Mamah tau sendiri (ala Mamah Dedeh di iklan biskuit Kolkolah)
Keberadaan seseorang bernama Azaz telah aku ketahui sejak awal aku bergabung sebagai pengurus Himanika tahun 2012. Nama Azaz aku temukan di foto loker departemen PJE, arsip LPJ kepengurusan, dan arsip LPJ Cerdas Cermat Himanika 2011. Selain itu aku juga mengenalnya sebagai temannya mas Feri. Maklum, aku lebih dulu mengenal mas Feri daripada mas Azaz.

Mengetahui dia adalah kakak angkatan yang sejurusan denganku, maka ketika ada friend request di Facebook (tahun 2012 masih menjadi masa kejayaan Facebook) dari Azaz, aku pun menekan tombol accept. Saling add facebook adalah hal yang biasa pada saat itu. Jangankan yang hanya sedikit kenal, yang tidak kenal sama sekalipun di-add. Tak hanya di Facebook, aku dan mas Azaz juga saling follow di Twitter. Sekedar untuk menambah followers. Dari sosial media tersebut aku jadi tahu bahwa mas Azaz ini berpacaran dengan kakak angkatanku juga di jurusan.

Tahun 2012 yha nggak ada rasa sama sekali sama yang namanya cowok lain. Posisinya waktu itu kan aku masih pacaran sama mantan. Gini-gini aku setia. Huhu.

Pertengahan 2013, Hampir PDKT

Oh iya, tahun-tahun 2012/2013 itu, aku pakai hp Blackberry. Waktu itu BBM masih sangat populer dan ekslusif hanya bisa dipakai oleh pengguna BB. Sayangnya, nggak banyak teman kampus yang menggunakan BB, kebanyakan teman adalah pengguna Android. Daripada BBM sepi, aku terbuka untuk add pin BB siapa saja yang aku kenal. Salah satunya yaitu mas Azaz, yang kala itu ternyata juga seorang BB user.

Sesekali kami saling bertegur sapa di chat jika ada yang update sesuatu yang menarik. Hingga suatu ketika aku lihat mas Azaz update tentang naik gunung, dan aku chat dia. Entah kenapa dia malah kemudian bercerita bahwa sudah putus dengan pacarnya-yang-juga-kakak-angkatanku-itu-lho. Oh. Ya aku sih cukup taw aja. Walaupun waktu itu posisinya aku juga jomblo, tapi akunya have-no-feeling sama mas Azaz.

Lalu, ada masa di mana aku kecanduan banget nonton film horror. Segala film horor mulai dari Amityville, Insidious, Conjuring, aku tonton semua. Sekitar bulan Oktober atau bulan apa aku lupa, tapi tahun 2013, ada film Insidious 2 tayang di bioskop. Aku ngajakin temen buat nonton tuh, macam Andri, Faza, yang lain, tapi pada nggak bisa.

Entah gimana ceritanya beberapa hari kemudian mas Azaz ngajakin aku nonton. Terus aku bilang, “Aku mau nonton tapi maunya nonton Insidious 2, kalo nggak itu aku nggak mau”.

Eh beneran dong keesokan siang harinya mas Azaz ngabarin kalo dia udah nyari tiket bioskop Insidious 2 tapi filmnya udah nggak tayang. Dia ngajakin nonton film lain. Tapi aku tolak dong. Kekeke. Lagian waktu itu aku lagi ada acara Hima juga, jadi nggak terlalu niat buat nonton bareng doi. Ya maap bebz :D

Di tahun 2013 ada sinyal-sinyal pedekate sih dari mas Azaz. Tapi mungkin emang belum waktunya, jadi ya.... just not working at that time. Setelah batal nonton itu, terus hampir nggak ada kontak lagi antara kita berdua.

 Kembali lagi ke Desember 2014

Usai foto berdua sama mas Azaz, aku mau minta fotonya buat diupload di IG. Niatnya buat manas-manasin mantan, ups. Aku baru nyadar kalo kontak BBMnya kehapus. Jadilah aku mention di twitter buat minta foto, dikirim kek gitu lewat chat. Eh dia malah jawab, “Kalo mau minta foto, harus ketemu langsung”. Yah, sa ae nih modusnya.

Berhubung menurutku ketemu sama dia toh nggak susah, aku minta buat ketemuan di kampus aja deket perpustakaan fakultas. Dia iyain. Terus ya udah, kita ketemu di kampus, dikasih fotonya (“Ih kok aku keliatan jelek sih”). 

Ini nih fotonya



Dari situ kita tukeran pin BBM lagi. Dan berbagai modus PDKT pun, dimulaii...

Bersambung

Post a Comment

2 Comments