Tips Lolos Tes CPNS

Note: Sebelumnya, semoga tidak ada pemilihan kata dari penulis yang menimbulkan kesan sombong atau jumawa di artikel ini. Tulisan ini semata-mata untuk berbagi dan meningkatkan page view blog *eh.

Kemarin adalah tes CPNSku yang pertama, dan alhamdulillah langsung bisa lolos. Ini bukan karena aku pintar atau malah minta bantuan orang dalam, namun semata karena “ndilalah” beruntung dan sedikit tepat dalam mengatur strategi.




Kali ini, aku akan coba berbagi tips bagaimana untuk lolos tes CPNS berdasarkan pengalamanku saat mengikuti rangkaian tes kemarin. Sebenarnya terlalu sederhana untuk dapat disebut sebagai tips, tapi kadang kita luput memperhatikan hal-hal kecil tersebut.

Tes CPNS terbagi menjadi beberapa tahapan: verifikasi, seleksi kompetensi dasar (SKD), seleksi kompetensi bidang (SKB), dan pemberkasan. Aku coba tuliskan tips untuk tiap-tiap tahapan ya….

Baca juga: Pengalaman Ikut Seleksi CPNS

Verifikasi

Di rekrutmen CPNS tahun 2018 yang lalu, kita dapat langsung memilih 1 instansi tujuan secara spesifik. Misalnya kemarin aku memilih formasi jabatan guru TIK di SMA Negeri 2 Grabag. Aku tidak tahu sejak kapan sistem pemilihan instansi secara spesifik ini dimulai. Dari cerita tante, rekrutmen CPNS zaman dulu hanya memilih jabatan tapi penempatan diatur oleh pemerintah. Penempatannya di daerah mana, di sekolah mana, baru diketahui saat menerima SK. Surprise gitu, kayak Kind*rJ*y.

Akan tetapi (ceilah) rekrutmen yang aku ikuti kemarin sudah bisa langsung mengetahui formasi dan instansi yang kita lamar. Ya masing-masing ada kelebihan dan kekurangan. Di satu sisi, kita jadi punya pandangan tentang formasi yang kita tuju. Di sisi lain, timbulnya titik kompetisi yang lebih spesifik. Misalnya: sama-sama formasi guru Matematika. Di sekolah A, jumlah pelamar ada 100 orang. Di sekolah B, jumlah pelamar hanya 30 orang. Hal ini bisa saja terjadi.

Nah untuk menghadapi sistem yang seperti ini, kita perlu mengatur strategi. Kira-kira begini tips dari aku:

1. Pilih formasi jabatan dan instansi penempatan yang benar-benar mantap kamu inginkan.

Begini, tak sedikit orang yang memilih instansi penempatan di luar Jawa atau di lokasi yang jauh yang sepertinya sedikit pelamar supaya saingannya lebih sedikit sehingga kesempatan diterimanya lebih besar. Tidak salah memang, tapi perlu diperhatikan bahwa:

- Nantinya tes SKD dan SKB akan dilaksanakan di sekitar daerah pilihan kita tersebut. Jika jauh dari domisili kita, maka diperlukan biaya akomodasi ke sana yang cukup besar. (((apalagi sekarang tiket pesawat domestik mahal coy!!!))).

- Jadwal tes SKD, SKB, pemberkasan, verifikasi, dll kadang mendadak dan tidak menentu. Kita harus siap bolak-balik

- Jika diterima, ada salah satu persyaratan yaitu membuat surat pernyataan tidak mengajukan pindah selama minimal 10 tahun. Apakah sudah siap berada jauh dari rumah selama itu?

Untuk aku pribadi, aku lebih srek untuk memilih formasi jabatan dan instansi penempatan yang memang mampu aku jalani untuk jangka panjang. Aku pilih formasi guru TIK karena memang sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang aku miliki, dan instansi penempatannya di  daerah yang sanggup aku jalani karena nggak jauh dari rumah.

Dengan memilih yang kita inginkan, alam bawah sadar kita akan bekerja membentuk semangat berjuang yang lebih los, nggak setengah-setengah. Nggak apa-apa banyak saingan, yang penting kita give-all-the-best.

Baca juga: Pengalaman Tes SKD CPNS

2. Pilih formasi jabatan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang kamu miliki

Hal ini penting, karena jika antara formasi dan kualifikasi pendidikan yang kita miliki berbeda, sedikiit saja, sangat riskan untuk gagal keesokan waktu. Misalnya yang diminta lulusan “Pendidikan Teknik Informatika”, tapi kita lulusan “Teknik Informatika”, nggak usah coba-coba untuk daftar formasi tersebut, lebih baik cari formasi lain untuk pendidikan yang lebih sesuai.

Bukan apa-apa, sudah banyak contohnya di pelaksanaan rekrutmen CPNS 2018 lalu. Ada yang telah berhasil sampai tahap SKB, dapat nilai teratas, eh dinyatakan TMS (Tidak Memenuhi Syarat) sehingga tidak dapat melanjutkan ke tahap pemberkasan. Karena bisa saja kita berhasil lolos tahap verifikasi, SKD, bahkan SKB tapi ternyata karena ada celah kesalahan saat pengecekan berkas di awal. Jadi daripada jatuh di akhir, merugikan diri sendiri dan orang lain yang seharusnya bisa lolos, lebih baik tidak coba-coba. (((atau bisa ditanyakan ke BKD/BKN setempat tentang kualifikasi pendidikan tertentu))).

Baca juga: Pengalaman Tes SKB Guru TIK

3. Pastikan Akreditasi Jurusan dan Kampus Memenuhi Syarat

Akreditasi jurusan dan kampus juga tidak kalah penting.

Di rekrutmen CPNS, ada 3 jenis formasi: umum, cumlaude, dan putra-putri Papua. Setiap formasi memiliki persyaratan masing-masing, tak terkecuali syarat yang mengatur akreditasi.

Di formasi umum, akreditasi yang diminta B atau minimal C (maaf agak lupa). Paling nggak siapkan akreditasi B lah untuk amannya.

Sedangkan di formasi cumlaude, ada syarat akreditasi jurusan dan kampus harus A. Nah di rekrutmen CPNS 2018 lalu, banyak peserta dari Jawa Timur yang nggak lolos karena poin ini. Di akhir baru ketahuan ternyata akreditasi jurusannya A tapi akreditasi kampus belum A. Karena akreditasi yang dipakai memang adalah akreditasi saat kita lulus, bukan akreditasi terbaru.


4. Baca dan pahami persyaratan dengan teliti

Mau membaca adalah kunci.

Masalah klasik masyarakat kita adalah: malas membaca. Membaca sebenarnya hal yang sederhana, tapi nyatanya sulit dilakukan. Seringkali yang terjadi, pengumuman pendaftaran dirasa sangat panjang dan ada banyak tulisan. Alhasil pendaftar tes CPNS jadinya malas membaca untuk mencari tahu dan justru mengandalkan “katanya”, “kata teman saya”, “kata si anu” bla bla bla. Padahal jika mau membaca, setiap syarat sebenarnya mudah untuk dipahami.

Terutama teliti dalam informasi tanggal, ataupun persyaratan. Misalnya kapan tanggal pendaftaran dimulai dan ditutup, untuk mendaftar bagaimana caranya, apa alamat web yang perlu diakses, dll. Persyaratan berkas yang diminta apa saja, jika diupload ukuran maksimal berapa MB, jika diminta foto ketentuannya ukuran berapa, backgroundnya warna merah, biru atau apa, dll. Cek dan ricek sangatlah penting.

5. Pastikan untuk melengkapi setiap berkas yang diminta di persyaratan

Biasanya ada berkas-berkas yang wajib kita upload, ada juga berkas yang optional, bisa diisi ataupun tidak. Misalnya untuk guru, ada yang telah memiliki sertifikat pendidik, ada pula yang belum. Bagi yang telah memiliki sertifikat pendidik, bisa mengupload file scan SP ini ke sistem. Bagi yang belum memiliki, it’s okay jika tidak upload.

Nah, lagi-lagi kita harus teliti memastikan setiap berkas wajib telah kita upload. Jangan sampai ada yang ketinggalan.

Kenapa hal ini penting?. Karena setiap berkas yang kita lampirkan akan menjadi pertimbangan apakah kita lolos tahap verifikasi atau tidak. Verifikasi adalah tahap pertama, jika kita gagal di tahap ini, maka bisa dipastikan kita tidak dapat melanjutkan ke tahapan-tahapan selanjutnya: SKD, SKB dan pemberkasan.

Oh iya, di penerimaan CPNS tahun 2019 lalu, aku menemui ada kasus di daerah lain di mana peserta sudah lolos sampai tahap SKB tapi kemudian tidak lolos ke tahap pemberkasan karena ketidaksesuaian pendidikan dengan formasi, atau karena ketidaksesuaian akreditasi. Hal ini jadi pembelajaran bahwa begitu pentingnya kesesuaian berkas karena ada double checking.

Aku akhiri tips kali ini sampai di tahap verifikasi dulu ya supaya nggak terlalu panjang. Tips untuk tahap SKD, SKB dan pemberkasan akan aku share di next post.
See you later... ^_^

Post a Comment

0 Comments