Pameran Tunggal Seni Rupa Karya Ekwan Marianto, "The Journey of Happiness"

Happy Holiday!!

Setelah melewati satu semester yang penuh lika-liku: PPDB zonasi, latsar, rancangan aktualisasi, PIGP, proktor, PDSS dan terakhir ada e-raport. Akhirnya.... ketemu libur juga.

Liburan kali ini pun tetap dibumbui dengan drama. Jadwal awal libur sekolah dimulai tanggal 19 Desember sampai 1 Januari, dan jadwal piketku sehari di tanggal 30 Desember. Eh tiba-tiba ada nota dinas, tanggal 19 Desember masuk buat upacara Hari Bela Negara. Okelah, masuk. Eh ada nota dinas lagi, guru minimal piket 3 hari dan harus fingerprint. Di sini mulai: ha???. Disusul dengan nota dinas yang lain: tanggal 23 Desember ada upacara peringatan Hari Ibu. Ditambah pula nota dinas yang menerangkan libur guru disamakan dengan PNS lain yaitu maksimal 12 hari kerja dalam setahun.

Polemik.

Pusing lah kalau dipikirin. Makanya mending nggak usah dipikir aja. Wqwq. Sungguh mengatasi masalah tanpa solusi.

Singkat cerita, hari Sabtu kemarin menjadi hari pertama aku libur. Nggak tanggung-tanggung, hari itu juga aku sama mas Azaz meluncur ke Jogja. Tepatnya kita hinggap (haha, kumbang kalik, hinggap) di Taman Budaya Yogyakarta alias TBY.  

Ngapain kita ke TBY? Karena ada pembukaan Pameran Tunggal Seni Rupa Karya Ekwan Marianto yang bertajuk “The Journey of Happiness”.

I’m bad at arts but I’m enjoying it.

Akutu paling nggak bisa deh yang namanya berkreasi apalagi membuat-karya-seni. Makanya aku senang kalau bisa berkesempatan mengapresiasi karya seni dari seorang seniman. Datang ke pameran seni kayak gini adalah momen-momen di mana aku seketika jadi orang gumunan dengan isi kepala penuh pertanyaan

“Ya amplopp keren banget. Gimana cara bikinnya ya?”

“Kok bisa kepikiran sih??”

“Ini maknanya apa kira-kira???”

Endesbre.

Entah kenapa aku merasa berubah jadi sosok Cinta di AADC. Walaupun kalau dipikir yha... apa hubungannyaa???.


Setiap orang punya wajah yang berbeda-beda (?)

Mengenal Sosok Ekwan Marianto

Bersama Pak Ekwan Marianto

Ternyata aku beruntung bisa bertemu langsung dengan “sang seniman”, Bapak Ekwan Marianto. (Pak) Ekwan, begitu beliau kerap disapa, lahir di Tuban (18 Desember 1977). Akan tetapi beliau telah menetap di Jogja selama 25 tahun lamanya.

Pak Ekwan, yang kini tinggal di Nitiprayan bersama sang istri, mulai mempelajari seni di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR). Di sinilah beliau belajar dasar-dasar menggambar, melukis, mengukir kayu, membatik, membuat cetakan, membuat ilustrasi dan sebagainya. Tak butuh waktu lama bagi beliau untuk memutuskan untuk terjun dalam dunia lukis.

Beragam teknik dan gaya lukis telah ditekuni oleh beliau. Awalnya pak Ekwan melukis dengan aliran realis. Namun, kini beliau beralih ke aliran naif. Saat ditanya,

“Kenapa Bapak lebih memilih aliran (naif) ini?. Bukannya aliran realis lebih mudah diterima oleh masyarakat kita?”

Jawab pak Ekwan,

“Karena hati saya sreknya saat menggambar seperti (aliran naif) ini. Polos, seperti gambar anak-anak”

Oooo...

Dalam benakku, aku mengangguk-angguk kecil. Sebenarnya pertama kali aku melihat karya beliau dari akun Instagram. Saat itu aku kaget, karena sebagai orang awam, lukisan pak Ekwan kok malah terlihat seperti gambar anak kecil. Aku baru tahu kalau ternyata namanya aliran naif.

Tapi kemudian, setelah aku perhatikan lebih seksama, ternyata justru lukisan pak Ekwan ini menyimpan banyak makna. Memperlihatkan kepolosan. Kesan yang ceria. Cerita yang relatable. Multi tafsir. Serta teknik yang mengagumkan.

Ternyata apa yang aku pikirkan juga diamini oleh Jean Couteau (penulis)

Kesederhanaan karya Ekwan tak hanya menyamarkan kepekaan sang seniman yang luar biasa namun juga keahlian yang dilatih selama bertahun-tahun serta, yang paling penting, beragam lapis interpretasi terhadap karya-karyanya. Lukisan Ekwan yang tampaknya kekanakan justru menyimpan rahasia kegembiraan yang selalu dicari-cari oleh manusia layaknya sebuah pencapaian.


“The Journey of Happiness”

Ruang Galeri Pameran di TBY
Pameran kali ini adalah pameran tunggal Ekwan Marianto yang ke 5. Menggandeng Bapak Agung Tobing (kolektor seni sekaligus promotor pameran), di pameran “The Journey of Happiness” ini Pak Ekwan menampilkan lebih dari 40 karya terbarunya, baik dua dimensi (lukisan) maupun tiga dimensi (patung fiber, perunggu, relief kayu).

Proses persiapan pameran ini memakan waktu 2 tahun lebih karena perlu waktu untuk berkarya”

Pak Ekwan dan karya lukisan dengan media kayunya

Jika biasanya lukisan beliau dituangkan dalam kanvas, kini pak Ekwan juga melukis di media lain seperti patung hingga kayu. Hal ini membawa tantangan tersendiri bagi pak Ekwan. 


Relief di atas kayu karya Ekwan Marianto
Selain itu, di pameran ini juga akan menghadirkan buku tentang perjalanan berkesenian Ekwan Marianto.

Apa maksud dari tema pameran “The Journey of Happiness”?

Karya-karya yang ada di sini membawa pesan “kebahagiaan”. Bahkan pak Ekwan selaku kreator pun mengakui bahwa dalam membuat karya-karya tersebut beliau harus dalam keadaan bahagia. Karena jika dalam berkarya pelukis merasa tidak bahagia, bagaimana bisa kebahagiaan itu muncul di karya yang dihasilkan?

Hal senada juga dikemukakan oleh Sri Rahayu (nama panggilan ms. Gabrielle, penikmat seni)

Happiness, kebahagiaan, bukan hal yang mudah untuk ditemukan, apalagi untuk bertahan bahagia. Karya-karya di pameran ini menunjukkan unsur inspiratif. Contohnya, dari pemilihan warna saja telah dapat memperlihatkan kebahagiaan itu....”

“Kita juga diajak untuk merasakan. Bahwa kadang kita menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan.


Melihat lukisan ini aku teringat masa kecil saat dibonceng Papa jalan-jalan. Juga saat naik komedi putar di taman hiburan. Entah kenapa.

Bahagia bermain di dalam air, berenang, menyelam, bertemu ikan (?)

Bahagia bermain dengan hewan peliharaan (?)


Bahagia seorang Ibu mendampingi masa tumbuh kembang sang anak (?)

Bahagia saat berdua bersama pasangan (?)


Melihat lukisan ini aku jadi teringat masa kecil yang bahagia saat libur Lebaran di rumah mbah, bertemu saudara, ngasih makan ayam, metik rambutan
Akhir kata...

Jangan lupa bahagia !! 

Pameran Tunggal Seni Rupa Ekwan Marianto 
“The Journey of Happiness”.
21 Desember 2019 - 4 Januari 2020
Buka pukul 09.00 - 21.00
di Taman Budaya Yogyakarta
Jl Sriwedani No 1 Yogyakarta

Informasi & narahubung :
Nunuk Ambarwati – 081.827.7073


Post a Comment

4 Comments