Curhat Random

Lama nggak nulis di blog, sekalinya nulis isinya cuma curhat random. Kalau kamu mencari sesuatu yang berfaedah, mending stop sampai sini. Percayalah, nggak ada faedah apa-apa yang bisa kamu temukan. Wqwq.

Mm dimulai dari mana ya enaknya…

Btw aku nulis ini ditemani alunan playlist dari Taylor Swift. Barangkali ada yang seketika mengernyit ketika baca “Taylor Swift”. Mbak Tay tay ini emang kontroversial sih, konon banyak yang suka tapi juga banyak yang nggak suka. Ada yang suka karena lagu-lagunya enak didenger. Ada yang nggak suka karena dia sering terlibat “drama”, termasuk pacaran, putus, terus pengalaman sama mantannya dijadiin lagu.  

Jadi inget kata Pandji (Pragiwaksono), yang intinya, sesuatu itu kalo punya “karakter kuat” pasti ada yang suka banget, ada juga yang nggak suka banget.

Ngomong-ngomong soal karakter, makin ke sini aku ngerasa introvertku makin kentara. Lebih banyak diem, lebih senang menyendiri, dkk. Dan aku selalu beralasan belum nemu temen yang klik.



Aku bukan orang yang bisa membaca karakter orang kayak bro Azaz. Bro Azaz itu pinter “menilai” orang. Kalo ketemu orang baru, dia analisis dari raut wajahnya, cara ngomongnya, dll, eh doi bisa punya gambaran kalo orang itu kepribadiannya gini gini gini.

Kalau aku tuh nggak peka blas. Setiap ketemu orang-orang baru, buat aku semua orang itu baik. Udah. Sampai akhirnya aku denger orang-orang saling ghibah satu sama lain sehingga terbentuk persepsi baruku tentang orang tersebut. The power of ghibah is real!!.


Dari pola yang aku ikuti, ghibah itu biasanya punya pola yang sama: orang lain selalu salah di mata orang yang ghibah. Makanya aku nggak suka ngomongin orang (kecuali kalo dipancing *wqwq), apalagi sama orang yang semangat banget kalo lagi ngomongin orang. Soalnya orang-orang kayak gitu biasanya di depan kita jelek-jelekin orang lain, tapi kalo di belakang kita dianya jelek-jelekin kita. Like, what the #$?@&^ .



Walaupun aslinya aku udah punya gambaran sih apa-apa yang bakal diomongin orang tentang aku. Jadi nggak begitu kaget.

Nah sementara ini aku belum nemu temen yang bikin nyaman. Yang bisa diajakin berbagi rasa tanpa tendensi. Ada satu cerita, suatu hari, selesai latsar, aku lihat salah seorang guru update tentang dokter anak karena anak beliau sedang sakit. Aku jadi inget mau cari dokter kandungan buat program hamil, mumpung latsar udah terlewati. Soalnya kemarin-kemarin mau promil tapi tiap kepikiran masih harus menjalani latsar bikin semangat jadi redup karena pasti beban banget. Singkat cerita aku tanya ke guru tersebut tentang rekomendasi dokter kandungan di Magelang.

Keesokan harinya, aku berangkat ke sekolah seperti biasa. Selama seminggu pertama, aku ditanyain mulu sama guru-guru lain, “Bu Disma hamil ya?”.

“HAAAAH???”.

Kaget dong hamba. Selama latsar emang berat badanku naik, walaupun cuma 0,5 kg. Apakah badanku begitu gendats???.

Usut punya usut, ternyata guru-guru mikir aku hamil karena pertanyaanku soal dokter kandungan itu. Ya amplopp… rumour spreads fast.

Nggak cuma di dunia nyata, aku juga makin nggak aktif di dunia maya. Sekarang aku udah jaranggg banget buka sosmed, apalagi FB sama IG. Sesekali posting paling buat naikin engagement biar ada job yang nyantol (ehe). Malah sekarang aku lebih suka balik main Twitter. Itupun nggak se-intens dulu lagi.  Share sesuatu juga lebih sering di WA story daripada di IG story. Udah males aja gitu. And I feel so much better without social media for no reason. 

Oh iya, tapi introvertku agak terkikis sih semenjak latsar. Aku udah cerita juga di Cerita Latsar CPNS.

Latsar juga bikin aku menyadari kalau belajar itu ternyata masih menyenangkan. Dari Latsar ini aku jadi pengen lanjut S2 deh. Sesuatu yang selama ini nggak terpikirkan. Dulu mah males kan, mau lanjut S2 nanti biayanya banyak, belum harus mikir lagi, ribet-ribet lagi. Buat apa?.

Tapi selama di Latsar aku ketemu sama teman-teman dari lintas bidang lain dengan segala ke-keren-an mereka. Sedangkan aku ngerasa masih banyaaaaak banget kurangnya. Nah lho, banyak kok kurang, kurang kok banyak. Aku jadi merasa haus akan ilmu dan pengen belajar lagi. Sounds diplomatic, but it’s true. Yha walaupun belajar itu bisa di mana aja, kapan aja, dari siapa aja, tapi pendidikan S-2 kayaknya adalah wadah yang tepat buat aku. Doain yaa gaes biar aku bisa lanjut S-2.

Cerita apa lagi ya enaknya?. Nanti lanjutin lagi deh kalo selo. Mau rebahan dulu neh.


Post a Comment

2 Comments

  1. Semangat Disma untuk apapun yang sedang dan akan diusahakan!

    ReplyDelete
  2. Kalau saya sih senang menjadikan pasangan saya tempat cerita tentang apa saja. Hehe. Btw, semoga bisa lanjut S2 dan menambah ilmu ya!

    ReplyDelete